Hadis yang menceritakan seorang wanita yang membagi satu butir kurma kepada dua anak perempuannya menunjukkan nilai luar biasa dalam hal tolong-menolong, empati, dan pengorbanan. Meski dalam keadaan kekurangan, ia tetap mendahulukan kepentingan anak-anaknya. Rasulullah ﷺ memberikan penghargaan besar terhadap sikap tersebut dengan sabdanya:
حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرِ بْنِ حَزْمٍ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ دَخَلَتْ امْرَأَةٌ مَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا تَسْأَلُ فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِي شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ فَدَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ مَنْ ابْتُلِيَ مِنْ هَذِهِ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنْ النَّارِ
“Barang siapa yang diuji dengan anak-anak perempuan lalu ia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak itu akan menjadi penghalang dari api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Penjelasan Hadis dan Hubungan dengan Al-Qur’an
1. Prinsip Infak dan Balasan dari Allah
Perilaku wanita tersebut selaras dengan prinsip dasar dalam Islam, yaitu bahwa setiap bentuk pemberian yang tulus akan mendapatkan balasan dari Allah. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah:
“Katakanlah (Muhammad), ‘Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki).’ Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya. Dialah pemberi rezeki yang terbaik.”
(QS. Saba’ : 39)
Tafsir Ringkas (Kemenag RI):
Ayat ini menegaskan bahwa yang menentukan rezeki bukan usaha semata, tetapi juga kehendak Allah. Setiap infak yang dilakukan akan diganti, baik di dunia maupun di akhirat, karena Allah adalah sebaik-baik pemberi rezeki.
2. Hadis Semakna: Anugerah dalam Mendidik Anak Perempuan
Perhatian dan pengorbanan terhadap anak perempuan menjadi nilai yang sangat dihargai dalam Islam. Dalam hadis lain disebutkan:
“Barangsiapa yang memiliki tiga anak perempuan, lalu ia sabar dalam mengasuh mereka, memberi makan dan minum serta pakaian dari hasil usahanya, maka mereka menjadi penghalang baginya dari neraka.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Al-Hakim)
3. Sebab Turunnya QS. Al-Maidah Ayat 2 dan Kaitannya
Allah SWT juga menegaskan pentingnya tolong-menolong dalam kebaikan dalam QS. Al-Maidah ayat 2:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksaan-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2)
Asbabun Nuzul:
Ayat ini turun saat Rasulullah ﷺ dan para sahabat dicegah oleh kaum Quraisy untuk memasuki Makkah (Peristiwa Hudaibiyah). Para sahabat ingin membalas dengan mencegah rombongan musyrik yang hendak ke Ka’bah. Namun, ayat ini melarang sikap balas dendam dan mendorong tolong-menolong dalam kebajikan.
Penjelasan Ilmu Pengetahuan dan Sosial yang Relevan
Dalam konteks pendidikan karakter dan sosial:
- Psikologi anak: Anak perempuan sering kali membutuhkan perhatian emosional dan bimbingan yang konsisten. Keteladanan ibu dalam hadis ini menunjukkan pentingnya pengorbanan dan kasih sayang orang tua.
- Sosiologi Islam: Hadis ini menjadi dasar pentingnya perlindungan terhadap kelompok rentan (seperti perempuan dan anak-anak) dan pentingnya solidaritas sosial.
- Etika Islam: Islam menanamkan nilai kepedulian sosial, kedermawanan, dan tolong-menolong sebagai bagian dari iman.
Hadis ini mengandung pelajaran mulia tentang:
- Pentingnya pengorbanan orang tua, khususnya ibu, terhadap anak-anaknya.
- Nilai tolong-menolong dalam kebaikan sebagai bentuk ketakwaan.
- Kepedulian kepada makhluk lemah (baik manusia maupun hewan) sangat dihargai oleh Allah.
- Setiap amal kebaikan, meski tampak kecil, bisa menjadi sebab besar untuk mendapat ampunan dan pahala dari Allah SWT.





Comment