1. Identitas dan Latar Belakang
Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Syarif Hidayatullah, lahir di Mesir pada tahun 1402 M, dari pasangan Sultan Syarif Abdullah Umdatuddin (pemimpin Bani Israil, Mesir-Palestina) dan Nyai Rara Santang, putri dari Prabu Siliwangi, Raja Kerajaan Pajajaran di Tanah Sunda, Jawa Barat.
Sejak kecil, Syarif Hidayatullah dikenal cerdas dan tekun dalam menuntut ilmu, hingga akhirnya dibawa oleh ibunya ke Mekah untuk memperdalam ilmu agama.
2. Perjalanan Menuntut Ilmu
Dalam perjalanan dakwahnya, beliau menjadi murid dari beberapa ulama besar, di antaranya:
Syekh Tajudi Al-Quthubi (Tanah Suci)
Syekh Muhammad Athaillah Al-Syadzili (Mesir), ulama tasawuf tarekat Syadziliyah
Syekh Maulana Ishak (Pasai, Aceh)
Sunan Ampel (Surabaya)
Atas perintah Sunan Ampel, beliau kemudian berdakwah ke Cirebon dan berguru kepada Syekh Datuk Kahfi di Gunung Sembung.
3. Dakwah dan Perjuangan di Nusantara
Sunan Gunung Jati mulai berdakwah di Cirebon pada abad ke-15 M. Beliau dikenal sebagai Sultan Cirebon (1479–1568 M) dan mendapat gelar Susuhunan Jati.
Metode Dakwah:
Pernikahan Politik:
Nyi Ratu Pakungwati – putri Pangeran Cakrabuana (Cirebon)
Nyai Ratu Kawunganten – putri Bupati Kawunganten (Banten)
Ong Tien/Nyi Mas Rara Sumanding – putri Kaisar Dinasti Ming, Tiongkok
Strategi ini bukan bertujuan mempermainkan perempuan, melainkan sebagai bentuk diplomasi untuk memperluas pengaruh Islam.
Pendekatan Sosial dan Budaya:
Membangun hubungan dengan tokoh-tokoh lokal
Menggunakan Gamelan Sekaten (Gamelan Syahadatain) sebagai media dakwah
Pendekatan Politik:
Mengusir bangsa Portugis dari Selat Sunda
Menaklukkan kerajaan-kerajaan seperti Rajagaluh, Kuningan, Talaga, hingga Sunda Kalapa
4. Hubungan dengan Prabu Siliwangi
Sunan Gunung Jati adalah cucu Prabu Siliwangi, sehingga saat berdakwah di wilayah Kerajaan Pajajaran, ia berdakwah di tanah leluhurnya sendiri. Hal ini sempat menimbulkan konflik karena Pajajaran kala itu beragama Hindu, namun pada akhirnya banyak yang memeluk Islam melalui pendekatan damai dan santun beliau.
5. Kesaktian Sunan Gunung Jati
Beliau dikenal memiliki sejumlah keistimewaan, antara lain:
Menguasai ilmu Ajian Jamus Kalimah Sada
Bisa berbicara 99 bahasa
Mampu menyembuhkan penyakit
Ahli strategi militer dan politik
Memimpin pendidikan di Desa Milangkori
6. Wafat dan Makam
Sunan Gunung Jati wafat pada tahun 1569 M di Cirebon, Jawa Barat. Makam beliau terletak di Jalan Alun-Alun Ciledug No. 53, Astana, Cirebon. Lokasi tersebut menjadi situs ziarah penting dan bagian dari sejarah Islam di Jawa Barat.
7. Keturunan
Sunan Gunung Jati memiliki keturunan dari istrinya:
Maulana Hasanuddin (anak dari Ratu Wulung Ayu)
Keturunan lainnya yang melanjutkan dakwah Islam di Cirebon dan sekitarnya.
8. Peninggalan Sejarah
Beberapa peninggalan sejarah beliau antara lain:
Masjid Agung Cipta Rasa
Gamelan Sekaten (Syahadatain)
Museum Pusaka Keraton Kasepuhan
Guci dan keramik bernilai seni tinggi
Sunan Gunung Jati adalah tokoh penting dalam sejarah Islam di Nusantara, khususnya di wilayah Cirebon dan Jawa Barat. Dengan kecerdasannya dalam strategi dakwah, politik, budaya, dan sosial, beliau berhasil menyebarkan Islam secara luas dan damai. Kisah perjuangannya patut dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang penuh kebijaksanaan.





Comment