Tuban: Kota Legen, Seribu Goa, dan Bumi Para Wali

Tuban: Kota Seribu Goa dan Bumi Para Wali

Tuban merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang terletak di jalur strategis Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa. Wilayah ini memiliki jumlah penduduk sekitar 1,2 juta jiwa yang tersebar di 20 kecamatan. Letaknya yang berada di perbatasan antara Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah menjadikan Tuban sebagai wilayah penghubung yang penting. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Rembang di sebelah barat, Lamongan di timur, dan Bojonegoro di selatan.

Tuban dikenal dengan sejumlah julukan yang mencerminkan kekayaan alam, budaya, dan nilai sejarahnya yang kuat. Beberapa di antaranya adalah “Kota Seribu Goa”, dan “Bumi Wali”. Julukan-julukan ini memperlihatkan identitas khas Tuban yang menjadikannya unik dan menarik untuk dikunjungi.

Kota Seribu Goa

Secara geografis, Tuban berada di kawasan Pegunungan Kapur Utara yang kaya akan formasi gua alami. Banyak gua di wilayah ini memiliki stalaktit dan stalagmit yang indah dan menakjubkan. Beberapa gua terkenal di antaranya adalah Gua Akbar, Gua Putri Asih, Gua Kancing, Gua Ngerong, Gua Suci, Gua Temugiring, dan Gua Putri Tinumpuk. Keindahan alam bawah tanah ini menjadikan Tuban sebagai destinasi wisata speleologi yang potensial dan diminati wisatawan.

Bumi Wali, Pusat Penyebaran Islam di Jawa

Lebih dari sekadar daerah dengan kekayaan alam, Tuban juga dikenal sebagai Bumi Wali karena peran pentingnya dalam sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Sejumlah makam para wali yang berjasa dalam dakwah Islam dapat ditemukan di Tuban, seperti makam Sunan Bonang, Maulana Ibrahim Asmaraqandi, Sunan Bejagung Lor, dan Sunan Bejagung Kidul.

Pada masa lalu, posisi strategis Tuban yang diapit oleh Laut Jawa di utara dan Bengawan Solo di selatan menjadikannya jalur perdagangan utama. Bahkan, pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, Tuban menjadi pelabuhan utama dan pusat aktivitas perdagangan internasional. Melalui perdagangan ini, ajaran Islam turut menyebar ke masyarakat luas melalui para saudagar dan ulama dari luar Jawa.

Kisah Inspiratif Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang

Tuban juga menjadi latar dari kisah penting dua tokoh besar Walisongo, yaitu Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga, yang sebelumnya bernama Raden Syahid, merupakan putra Bupati Tuban ke-8, Raden Tumenggung Haryo Wilwotikto. Sebelum menjadi wali, Raden Syahid dikenal sebagai brandal bernama “Loka Jaya”, yang kerap merampas kekayaan dan membagikannya kepada kaum miskin.

Setelah diusir oleh ayahnya karena perbuatannya, Raden Syahid mengembara dan akhirnya bertemu dengan Sunan Bonang. Dalam perjalanannya, ia mengalami berbagai kejadian spiritual yang mengubah jalan hidupnya—mulai dari perebutan tongkat emas, hingga peristiwa saat ia terpukul buah aren emas hingga pingsan. Setelah tersadar, ia menjalani masa penyucian diri dengan menjaga tongkat Sunan Bonang selama dua tahun di tepi sungai di daerah Sekardadi, Kecamatan Jenu. Dari pengabdian ini, ia diberi gelar Sunan Kalijaga, yang berarti “penjaga sungai”.

Tujuan Wisata Religi

Dengan warisan sejarah dan spiritual yang begitu kuat, tidak mengherankan jika Tuban kini menjadi salah satu tujuan wisata religi yang ramai dikunjungi. Setiap tahunnya, ribuan peziarah datang dari berbagai daerah untuk berdoa dan mencari keberkahan di makam para wali. Terutama saat peringatan haul (khoul), suasana di sekitar makam menjadi sangat ramai dan penuh semangat religius.

pendaftaran Sertifikasi Halal

Comment