Setiap tanggal 12 Rabiul Awal, umat Islam di seluruh dunia memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, sosok mulia yang diutus Allah SWT sebagai rahmat bagi seluruh alam. Momen Maulid Nabi bukan hanya sekadar perayaan, tetapi lebih dari itu: ia adalah ajakan untuk merenung, memahami, dan meneladani akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.
Rasulullah SAW adalah suri teladan terbaik, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
“Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab ayat 21).
Meneladani Rasulullah berarti meniru akhlak dan perilaku beliau: jujur dalam perkataan, amanah dalam tanggung jawab, sabar dalam menghadapi cobaan, rendah hati dalam keberhasilan, dan kasih sayang terhadap sesama, bahkan terhadap yang berbeda keyakinan sekalipun.
Di tengah kondisi dunia saat ini yang dipenuhi dengan tantangan moral, konflik, dan perpecahan, keteladanan Nabi sangat relevan untuk kita hidupkan kembali. Meneladani beliau tidak harus dimulai dengan hal besar. Kita bisa memulainya dari hal kecil: menyapa orang dengan senyum, berkata baik, menjaga amanah, menyayangi keluarga, dan berlaku adil.
Peringatan Maulid Nabi hendaknya menjadi momentum untuk memperbaiki diri. Bukan hanya dengan mengucapkan selamat, tetapi juga dengan menanamkan semangat cinta kepada Nabi melalui amal dan perbuatan. Cinta kepada Rasulullah tidak cukup hanya di lisan, tapi harus dibuktikan dengan mengikuti sunnah-sunnahnya dan memperjuangkan ajarannya.
Mari kita isi hari kelahiran Rasulullah SAW dengan memperbanyak shalawat, memperdalam ilmu tentang beliau, dan memperbaiki akhlak agar semakin mencerminkan pribadi seorang Muslim yang sejati.
Semoga kita termasuk golongan umat yang mendapatkan syafaat beliau di hari akhir nanti. Aamiin.
Comment