Nabi Hud A.S.

Nama: Hud (Bahasa Arab: هود), juga dikenal sebagai Aubir, Ubayr, atau Eber.
Tahun Hidup: Sekitar 2450–2320 SM
Tempat Dakwah: Kaum ‘Aad di wilayah al-Ahqaf (kini di Rubu’ al-Khali, Yaman)
Keturunan: Hud bin Abdullah bin Ribah bin Khulud bin ‘Ad bin Aus bin Iram bin Syam bin Nuh.
Istri: Melka binti Madai bin Yafits (anak Nabi Nuh)
Wafat: Timur Hadhramaut, Yaman
Disebut dalam Al-Qur’an: 7 kali, dan kisahnya tersebar dalam 10 surah.

A. Latar Belakang Kaum ‘Aad

Kaum ‘Aad adalah keturunan Nabi Nuh dan termasuk kaum yang sangat kuat secara fisik. Mereka tinggal di Al-Ahqaf, wilayah yang subur dengan banyak air dan hasil pertanian melimpah. Hidup mereka makmur, namun mereka tidak mengenal Allah. Mereka menyembah berhala seperti Shamud dan Alhattar.

Akibat akidah sesat, moral mereka rusak. Mereka menindas yang lemah, hidup dalam kesombongan, dengki, dan kebencian. Dalam kondisi inilah, Allah mengutus Nabi Hud A.S. kepada mereka.

B. Dakwah Nabi Hud A.S.

1. Seruan Tauhid

Nabi Hud mengajak kaumnya menyembah Allah, Tuhan yang menciptakan mereka dan alam semesta. Ia menyampaikan bahwa patung-patung tidak bisa memberi manfaat atau mudarat, dan hanya Allah yang layak disembah.

“Aku tidak meminta upah, hanya mengajakmu kepada Tuhan yang menciptakanmu, memberi rezeki, dan akan membangkitkanmu kembali.”

2. Penolakan Kaum ‘Aad

Kaum Hud menolak ajakannya:

  • Mereka menganggap ajarannya bertentangan dengan tradisi nenek moyang.
  • Menganggap Hud hanyalah manusia biasa.
  • Menuduhnya gila dan terkutuk oleh berhala mereka.

Nabi Hud tetap sabar, lembut, dan konsisten. Ia menasihati dengan hikmah dan tidak membalas hinaan.

C. Azab Allah atas Kaum ‘Aad

1. Kekeringan

Sebagai peringatan awal, Allah menurunkan kekeringan panjang. Nabi Hud menjelaskan ini adalah tanda azab dan mengajak mereka bertobat. Tapi kaum ‘Aad tetap menyembah berhala.

2. Angin Taufan

Akhirnya, datang awan hitam tebal. Mereka menyangka itu hujan, tetapi ternyata:

  • Angin taufan yang sangat kencang.
  • Berlangsung 8 hari 7 malam.
  • Menghancurkan rumah, harta, dan semua kaum ‘Aad yang membangkang.

Nabi Hud dan para pengikutnya yang beriman diselamatkan oleh Allah.

Setelah azab berlalu, Nabi Hud berhijrah ke Hadhramaut dan wafat di sana. Makamnya masih dikunjungi hingga hari ini.

D. Kisah Nabi Hud dalam Al-Qur’an

Diceritakan dalam:

  • Surah Hud (11): 50–60
  • Al-Mu’minun (23): 31–41
  • Al-Ahqaf (46): 21–26
  • Al-Haaqqah (69): 6–8
    Total: 68 ayat dalam 10 surah.

E. Pelajaran Akhlak dari Kisah Nabi Hud

  1. Kesabaran dan Ketabahan
    Nabi Hud tetap tenang menghadapi ejekan dan hinaan.
  2. Lemah Lembut dan Bijak
    Tidak membalas kekerasan dengan kekerasan. Selalu menyampaikan dakwah dengan akhlak yang luhur.
  3. Pendekatan Rasional dan Religius
    Menyuruh kaumnya menggunakan akal sehat untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah.
  4. Teguh dalam Prinsip
    Tidak goyah walau ditolak dan dicaci. Tetap menyampaikan risalah sampai akhir.
  5. Keimanan dan Ketulusan
    Tidak meminta imbalan, hanya mengharap ridha Allah.

Kisah Nabi Hud A.S. mengajarkan:

  • Bahwa kemewahan duniawi tanpa iman akan membawa pada kehancuran.
  • Pentingnya berdakwah dengan sabar dan bijaksana.
  • Allah tidak akan membiarkan umat manusia dalam kesesatan tanpa peringatan.
  • Azab Allah nyata bagi yang ingkar, dan rahmat-Nya nyata bagi yang taat.
pendaftaran Sertifikasi Halal

Comment