Kementerian Agama RI kembali menunjukkan komitmennya dalam merespons dinamika globalisasi pesantren dengan menggelar ajang Musabaqoh Qiraatul Kutub (MQK) 2025. Acara bergengsi ini akan berlangsung pada 1–7 Oktober 2025 mendatan di Sulawesi Selatan, sekaligus menjadi momentum bersejarah dalam mendorong internasionalisasi pesantren Indonesia.
MQK merupakan tradisi keilmuan pesantren yang menekankan pada pembacaan, pemahaman, dan penguasaan kitab turats (kitab kuning). Di era globalisasi, Kemenag menghadirkan MQK bukan hanya sebagai ajang kompetisi nasional, tetapi juga sebagai ruang pertemuan intelektual lintas negara. Pada pelaksanaan tahun ini, MQK akan diikuti oleh santri, ulama, dan akademisi dari berbagai belahan dunia.
Kehadiran peserta internasional menjadi bukti nyata bahwa pesantren Indonesia telah mendapat perhatian global. Melalui MQK 2025, pesantren tidak hanya ditampilkan sebagai pusat pendidikan agama, tetapi juga sebagai pusat peradaban, toleransi, dan moderasi beragama yang mampu menjawab tantangan zaman.
Selain lomba membaca dan mengkaji kitab klasik, MQK 2025 juga akan dirangkaikan dengan seminar internasional, pameran kitab kuning, serta forum dialog lintas budaya dan agama. Hal ini menunjukkan bahwa Kemenag berkomitmen menjadikan MQK sebagai festival intelektual Islam dunia yang mempertemukan tradisi keilmuan pesantren dengan komunitas global.
Dengan menggelar MQK 2025 di Sulawesi Selatan, Kementerian Agama menegaskan bahwa pesantren Indonesia siap menjadi aktor utama dalam percaturan intelektual Islam internasional. MQK bukan sekadar ajang perlombaan, tetapi simbol nyata internasionalisasi pesantren Indonesia di tengah arus globalisasi.

Comment