H. Amirullah Bin Matsahe, M.Ag., yang lebih akrab dipanggil Bang Amir, adalah sosok yang sangat dikenali di kalangan penyuluh agama Islam di Indonesia. Dedikasi dan pengaruhnya dalam dunia penyuluhan agama telah memberikan dampak yang signifikan, baik sebelum maupun selama beliau menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Bina Penyuluh Agama Islam.
Selama bertahun-tahun, Bang Amir tidak hanya dikenal sebagai seorang pejabat, tetapi juga sebagai teman dan sahabat bagi para penyuluh agama. Sebagai pejabat muda, gaya kepemimpinannya berbeda; ia tampil apa adanya, sederhana, dan sesekali nyentrik, sehingga mudah bergaul dengan berbagai kalangan—baik penyuluh senior maupun mereka yang baru merintis karir. Bang Amir tidak segan untuk turun langsung ke daerah, bertemu dengan para penyuluh agama, berdialog, dan bahkan sekadar ngopi bersama untuk mendengarkan berbagai tantangan yang mereka hadapi.
Kepedulian Bang Amir terhadap kesejahteraan dan kinerja para penyuluh sangatlah besar. Ia tidak memposisikan diri sebagai pejabat yang kaku dan berjarak, melainkan hadir sebagai sosok abang yang mengayomi, mendengarkan ide-ide serta masukan dari orang-orang yang dipimpinnya. Dalam merancang program atau kebijakan, ia sering meminta saran dan pendapat dari berbagai pihak. Sikap rendah hati ini menjadikannya lebih dari sekadar pejabat; ia adalah sahabat dan penggerak yang peduli terhadap keberlanjutan profesi penyuluh agama.
Di masa kepemimpinannya, Bang Amir juga menginisiasi berbagai sinergi lintas sektoral dalam penguatan Pokja KMB serta meluncurkan program sosial seperti Gerakan Tanam Sejuta Pohon dan Inisiatif Zero Plastic, melibatkan para penyuluh agama. Ini menunjukkan bahwa kepeduliannya tidak hanya pada isu-isu keagamaan, tetapi juga pada masalah sosial dan lingkungan yang relevan dengan masyarakat.
Bagi penulis, Bang Amir merupakan sosok dengan visi progresif dalam memanfaatkan perkembangan teknologi. Ia meyakini bahwa media sosial dapat menjadi sarana efektif untuk menyampaikan pesan-pesan agama secara lebih luas, sekaligus mendorong para penyuluh untuk berinovasi dalam metode dakwah. Salah satu kebijakan penting yang dihasilkan oleh beliau adalah Kepdirjen Bimas Islam Nomor 1172 Tahun 2024, yang mengatur pelaksanaan penyuluhan agama Islam melalui media sosial. Kebijakan ini merupakan bukti semangat inovatif Bang Amir dalam memodernisasi penyuluhan agama agar selaras dengan perkembangan zaman. Melalui regulasi tersebut, para penyuluh diharapkan aktif berperan di ruang digital untuk menyebarkan pesan kebaikan dan memperkuat moderasi beragama.
Bang Amir memiliki visi besar agar para penyuluh agama memahami teknologi dan mampu memanfaatkan media sosial sebagai sarana dakwah yang damai, sejuk, dan moderat. Namun, sebelum visi itu terwujud sepenuhnya, pada Jumat, 10 Januari 2025, beliau menempati posisi baru di Subdirektorat Dakwah dan Hari Besar Islam. Meski tidak lagi memimpin Subdirektorat Penyuluh Agama Islam, warisan pemikiran dan semangat yang ditinggalkannya tetap hidup dan menginspirasi generasi penyuluh berikutnya.
Kiprah Bang Amir menjadi momentum bagi para penyuluh agama Islam untuk terus melanjutkan semangat progresif dan inovatif melalui kerja-kerja produktif. Program yang ia mulai dan perubahan yang ia dorong harus terus berkembang, dan sosok yang menggantikannya diharapkan mampu menjaga serta meneruskan nilai-nilai yang telah dibangun olehnya.
Wafatnya Bang Amir pada 17 November 2025, meninggalkan duka mendalam bagi banyak pihak, terutama para penyuluh agama yang pernah merasakan bimbingan, keteladanan, dan kepeduliannya. “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.” Kepergiannya menyisakan kenangan yang tak terlupakan. Doa kami menyertaimu, Bang Amir. Semoga Allah SWT menempatkanmu di tempat terbaik di sisi-Nya, melapangkan kuburmu, mengampuni segala khilaf, serta menerima semua amal kebaikan dan dedikasi yang telah engkau persembahkan untuk umat. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Dengan duka mendalam, H. Amirullah Bin Matsahe, M.Ag., meninggal dunia pada 17 November 2025. Kepergian beliau menyisakan kenangan tak terlupakan bagi banyak pihak, terutama para penyuluh agama yang pernah merasakan bimbingan, keteladanan, dan kepeduliannya.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.”
Semoga Allah SWT menempatkan Bang Amir di tempat terbaik di sisi-Nya, melapangkan kuburnya, mengampuni segala khilaf, serta menerima semua amal kebaikan dan dedikasi yang telah beliau persembahkan untuk umat. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.





Comment