Hari Santri 2025: Momentum Strategis Perkuat Peran Pesantren dalam Pembangunan Bangsa
Hari Santri 2025 menjadi momen refleksi sekaligus proyeksi. Sejarah telah mencatat betapa santri dan pesantren memainkan peran penting dalam perjuangan merebut kemerdekaan, mengisi pembangunan, hingga merawat keutuhan bangsa. Warisan perjuangan itu kini dipanggil kembali, bukan sekadar untuk dikenang, melainkan untuk ditransformasikan menjadi energi baru dalam menghadapi tantangan global.
Indonesia hari ini berdiri di persimpangan sejarah. Di satu sisi, kita memiliki potensi demografi, kekayaan budaya, dan sumber daya alam yang melimpah. Di sisi lain, dunia menghadapi disrupsi teknologi, krisis lingkungan, dan ketidakpastian geopolitik. Dalam konteks inilah pesantren dan santri dituntut hadir, tidak hanya sebagai penjaga moral dan spiritual, tetapi juga sebagai penggerak perubahan sosial, ekonomi, dan intelektual.
Pesantren memiliki modal sosial yang unik: tradisi keilmuan yang kuat, kemandirian ekonomi berbasis komunitas, serta jaringan yang mengakar hingga ke pelosok negeri. Potensi ini, bila diperkuat dengan literasi digital, penguasaan ilmu pengetahuan modern, serta keterlibatan aktif dalam wacana kebangsaan, akan menjadikan pesantren sebagai salah satu pusat peradaban yang mampu berkontribusi pada kemajuan dunia.
Hari Santri 2025 harus dibaca sebagai momentum strategis untuk memperkuat peran pesantren dalam pembangunan bangsa. Mengawal Indonesia merdeka menuju peradaban dunia bukanlah mimpi kosong, melainkan cita-cita yang bisa diwujudkan melalui sinergi nilai keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan.
Santri bukan hanya pewaris sejarah perjuangan, tetapi juga penentu arah masa depan. Dengan semangat keikhlasan, keberanian, dan kecintaan pada tanah air, mereka siap menjadi bagian dari barisan terdepan yang membawa Indonesia menuju kejayaan di kancah global.

Comment