Santri dari Kitab Kuning Menuju Globalisasi dan Peradaban Dunia

Hari Santri Nasional 2025 mengingatkan kita akan pentingnya peran santri dalam konteks perubahan zaman yang cepat dan kompleks. Santri, sebagai simbol perpaduan antara kecintaan terhadap ilmu dan dedikasi terhadap nilai-nilai keislaman, memiliki tanggung jawab besar di era globalisasi ini. Berbekal kitab kuning, para santri tidak hanya menggenggam pengetahuan klasik, tetapi juga memiliki potensi untuk berkontribusi secara nyata dalam dunia yang terus berubah.

Kitab kuning, yang merupakan warisan intelektual ulama salaf, bukan sekadar teks kuno; ia adalah sumber kebijaksanaan yang senantiasa relevan. Melalui pembelajaran yang mendalam tentang fikih, tauhid, dan tasawuf, santri diajarkan untuk berpikir kritis dan logis. Kemampuan ini menjadi aset berharga untuk menyikapi tantangan modern yang semakin kompleks, termasuk perubahan sosial dan kemajuan teknologi.

Dalam menghadapi arus globalisasi yang deras, santri dituntut untuk menjadi agen perubahan. Mereka harus mampu menjaga nilai-nilai keislaman sekaligus berkontribusi dalam membangun peradaban dunia yang lebih baik. Nilai-nilai spiritual, etika, dan kearifan lokal yang dijaga di pesantren menjadi pilar penting dalam dunia yang membutuhkan kehadiran pemimpin dengan integritas dan visi yang luas.

Di tengah tantangan global seperti krisis moral, ketimpangan sosial, dan konflik antarbudaya, santri siap tampil sebagai figur yang tak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual. Dengan semangat “Ngaji dan Ngabdi”, santri dapat berperan aktif di panggung global sebagai inovator, penulis, diplomat, hingga akademisi. Mereka membawa misi rahmatan lil ‘alamin, dengan harapan menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas.

Hari Santri Nasional 2025 adalah kesempatan untuk menegaskan bahwa santri bukan hanya penjaga tradisi, tetapi juga pelopor masa depan yang brilian. Santri masa kini perlu melek teknologi, menguasai bahasa internasional, dan memahami dinamika geopolitik tanpa kehilangan jati diri dan nilai-nilai keislaman.

Mari kita sambut Hari Santri sebagai momentum untuk bangkit, berkontribusi, dan menyebarkan nilai-nilai positif dari pondok pesantren menuju panggung dunia. Dari kitab kuning menuju peradaban global, mari kita satukan langkah dalam semangat: **Santri Siaga Jiwa Raga, Santri Mendunia, Islam Rahmatan lil ‘Alamin

pendaftaran Sertifikasi Halal

Comment

pendaftaran Sertifikasi Halal