Sinergi Apik Polres dan Kemenag Tuban Wujudkan Pilkada Damai Tanpa Hoax, Intoleransi dan Politik Identitas

Tuban, 20/11/24

Satu sinergi apik diusung oleh Polres dan Kemenag Tuban yang dibalut dalam kegiatan Focus Group Discussion bertajuk Pilkada Damai Tanpa Hoax, Intoleransi dan Politik Identitas di Gedung PLHUT, Rabu (20/11/2024). Bertindak sebagai moderator adalah Kepala Kantor Kemenag Tuban langsung, Umi Kulsum. Ia memberikan paparan pemilukada akan digelar pada 27 November 2024 mendatang. Harapannya Kabupaten Tuban
selalu guyub rukun walaupun ada 2 calon. “Dengan adanya penguatan FGD ini bisa menghindarkan kita dari politik identitas,” ujarnya.

Sebagai narasumber pertama Ketua MUI Kabupaten Tuban KH. Abdul Matin Jawahir. “Pertemuan semacam ini insyaallah manfaatnya banyak, pertama silaturahmi dan kedua mendapatkan pengetahuan, insyaallah Kabupaten Tuban aman saja walaupun di daerah lain ada yang anget bahkan panas,” terangnya mengawali.

Namun demikian menurut Kyai Matin sapaan akrabnya walaupun Kabupaten Tuban adem tetap perlu silaturahim antar tokoh. “Walaupun kondisinya adem tapi godaannya semakin besar dan yang menggoda semakin berani, yang bahaya itu kekuatan dari luar Indonesia yang berusaha membenturkan keberagaman di Indonesia, “tuturnya.

Ia melanjutkan jika ada yang beda pilihan jangan dicari perbedaannya tapi titik kesamaannya. “Intinya kita harus bersyukur dengan berbagai aliran dan agama di Kabupaten Tuban, bersama duduk bareng dengan menjunjung tinggi toleransi,” imbuhnya.

Ia meminta dalam situasi ini supaya tetap waspada. “Dalam rangka pilgub dan pilbub, pilihan kita bisa berbeda, tapi sebagai pemimpin bisa mendinginkan suasana, siapapun yang menang kita dukung, jika yang terpilih yang tidak kita senangi tetap kita dukung,” pintanya.

Materi kedua disampaikan oleh Kasat intel Polres Tuban (IPTU M. Fatkur Roziqin tentang
Kewaspadaan Dini Terhadap Intoleransi dan Radikalisme. “
Polres tidak bisa sendiri dalam hal ini tapi membutuhkan dukungan segenap tokoh masyarakat. Menurutnya strategi kewaspadaan Dini meliputi sistem peringatan dini tindakan persuasif dan mendorong partisipasi masyarakat.
“Sikap intoleransi adalah awal untuk menjadi Radikal bahkan bisa ke arah tindakan terorisme.

Ia meminta waspada penyebaran faham intoleransi, radikalisme, ekstrimisme dan terorisme. “Pola rekrutmen bisa melalui propaganda media sosial, terinspirasi napi teroris di Lapas, majelis taklim atau diskusi, pernikahan dan mendirikan sekolah,” ujarnya. Dan yang berpotensi terekrut itu jika seseorang kondisi psikologis lemah, pendiam atau tertutup, mudah menerima sesuatu, mudah menyerah, pintar dalam bidang sains dan teknologi serta pemahaman agama yang rendah.

Selain itu pria kalem ini juga menyebutkan ciri-ciri orang yang terdoktrin paham radikal, kemudian menyampaikan kelompok radikal di Kabupaten Tuban, pola penanganan radikalisme dan peran polri dalam pencegahan intoleransi, radikalisme dan berita hoax.

Acara diikuti oleh tokoh masyarakat dari berbagai unsur organisasi ada dari NU, Muhammadiyah, Muslimat, Fatayat, Anshor, Aisyiyah, sedangkan dari Kemenag ada jajaran kasi, kepala satker, Ketua APRI dan perwakilan Ipari. (Lai)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *