Anjuran Berusaha dan Berdikari dalam Islam

Anjuran Berusaha dan Berdikari dalam Islam
Karmuji PAIF, 13/7/24

Pembaca yang berbahagia, Bekerja merupakan tuntutan bagi setiap muslim yang memiliki tanggungan. Selain untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, bekerja juga menjadi sarana untuk berkarya dan menjaga kehormatan. Islam memberikan apresiasi yang sangat tinggi bagi mereka yang bekerja dengan baik, bahkan bekerja dapat menjadi ladang pahala jika diniatkan untuk beribadah kepada Allah.

Bekerjalah dan Jangan Jadi Peminta Minta

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Rasulullah saw. bersabda:

"Sekiranya seseorang di antara kalian mengambil tambang lalu pergi ke gunung, kemudian ia datang kembali dengan membawa seikat kayu bakar di punggungnya, lalu menjualnya, kemudian dengan cara sedemikian itu Allah mencukupkannya, itu lebih baik daripada meminta-minta kepada orang, bisa jadi ia diberi, dan bisa jadi ia tidak diberi." (HR al-Bukhari no. 1378, Ibn Majah no. 1826, dan Ahmad no. 1333)

Hadis ini menggambarkan betapa ikhtiar dengan keras, meskipun hasilnya kecil, tetap lebih baik dari pada meminta-minta. Meminta-minta dibolehkan hanya dalam kondisi darurat dan sementara, bukan sebagai profesi tetap. Sayangnya, saat ini fenomena mengemis kerap disalahgunakan, dengan banyak pengemis yang berpakaian kumuh dan berwajah memelas untuk menipu orang lain, padahal mereka bisa memperoleh penghasilan besar dari aktivitas tersebut.

Para Nabi Juga Bekerja Mencari Rezeki

Rasulullah saw. juga menekankan pentingnya bekerja melalui hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari:

"Tidaklah seseorang makan suatu makanan yang lebih baik daripada ia memakan hasil kerja tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Daud as. biasanya memakan hasil kerja tangannya sendiri." (HR al-Bukhari no. 1930, Ibn Majah no. 2129, Ahmad no. 16.552 dan 16.560)

Hadis ini menunjukkan bahwa Allah dan Rasul-Nya sangat menghargai ikhtiar seorang hamba dalam mencari rezeki. Orang yang mencari nafkah halal untuk memenuhi kebutuhan keluarganya adalah bentuk tanggung jawab yang nyata. Sebaliknya, orang yang malas mencari nafkah tentu dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya karena meninggalkan kewajiban dan tanggung jawabnya.

Islam Mengajarkan Kehormatan dan Kemuliaan

Islam mengajarkan agar umatnya memiliki kehormatan dan kemuliaan. Islam memerintahkan orang-orang beriman untuk membangun generasi yang kuat dalam segala aspek, terutama iman, ilmu, ekonomi, sosial, dan budaya. Allah SWT berfirman:

"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar." (Q.S. An-Nisa: 9)

Hadis-hadis di atas menunjukkan bahwa bekerja adalah salah satu cara untuk memperoleh karunia Allah berupa rezeki. Kekayaan yang didapat bukan semata-mata hasil usaha seorang hamba secara mutlak. Para nabi yang rajin beribadah dan doa mereka dikabulkan pun tidak malas bekerja. Mereka bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga mereka. Hadis ini merupakan tamparan keras bagi mereka yang hanya berdo’a tapi malas bekerja.

Menurut riwayat Ibnu Abbas dalam Al-Mustadrak, meskipun lemah secara sanad, disebutkan bahwa Nabi Adam As bertani, Nabi Nuh As berdagang, dan Nabi Musa As menggembala kambing. Hal ini menegaskan bahwa siapa pun kita, tidak boleh malas untuk bekerja. Berusahalah dengan sungguh-sungguh, dan percayalah bahwa Allah akan memberikan rezeki yang berkah dan cukup bagi hamba-Nya yang berikhtiar dengan halal dan penuh kesabaran.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *