Hilangkan Benci dan Dengki, Surga Menanti

Tuban, 11/6/25

Setiap insan mendambakan surga sebagai tempat kembali. Namun, tidak semua yang tekun beribadah dijamin masuk surga. Ada satu amalan tersembunyi, sering dianggap remeh, tapi sangat berat yaitu, membersihkan hati. Sebuah kisah dari masa Rasulullah ﷺ membuka tabir betapa hati yang bersih menjadi kunci untuk meraih Surga.

Kisah Penghuni Surga

Suatu hari, Rasulullah ﷺ bersabda di hadapan para sahabat:

“Akan muncul sekarang seorang penghuni surga.”

Tiba-tiba, seorang sahabat Anshar datang. Wajahnya berseri, janggutnya masih basah oleh wudhu, dan sandal tergantung di tangannya. Hal yang sama terjadi tiga hari berturut-turut, dan selalu orang itulah yang muncul. Merasa penasaran, Abdullah bin Amr bin Al-Ash memutuskan untuk menginap di rumah sahabat tersebut selama tiga malam, berharap menemukan amalan luar biasa yang menjadi sebab masuknya ia ke surga. Namun yang ditemuinya justru mengejutkan:

  • Tidak ada shalat tahajud semalaman.
  • Tidak ada zikir panjang.
  • Tidak ada ibadah istimewa yang tampak.

Yang ada hanyalah sikap tenang, ucapan baik, dan doa sederhana saat terbangun di malam hari. Akhirnya, Abdullah bertanya langsung kepadanya. Sang sahabat pun menjawab:

“Aku tidak menyimpan dendam pada seorang Muslim pun, dan aku tidak iri terhadap nikmat yang diberikan Allah kepada mereka.”

Inilah rahasianya: Hati yang bersih dari benci dan dengki. (HR. Ahmad, dari Anas bin Malik ra)


Pelajaran Penting untuk Kita

1. Menjaga Hati, Amalan yang Paling Berat

Kita bisa rajin shalat, puasa, dan sedekah. Tapi apakah hati kita:

  • Bebas dari dengki saat orang lain mendapat keberhasilan?
  • Lapang tanpa dendam kepada orang yang pernah menyakiti kita?
  • Bersih dari ujub atau merasa lebih baik dari yang lain?

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuh baik. Jika ia rusak, seluruh tubuh rusak. Ketahuilah, itu adalah hati.” (HR. Bukhari)

Membersihkan hati lebih berat daripada menambah ritual ibadah, namun lebih menentukan keselamatan akhirat.

Ikhlas dan Syukur: Kunci Ketenteraman

Sahabat Anshar itu tidak iri karena dia menerima takdir dan pembagian Allah. Dia tidak benci karena memilih memaafkan. Inilah ciri orang yang hatinya lapang dan tenang.

Firman Allah:

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain.” (QS. An-Nisa: 32)

Orang yang ridha terhadap takdir dan tulus dalam melihat keberhasilan orang lain akan lebih mudah meraih ketenangan jiwa dan rahmat Allah.

Kesederhanaan yang Mulia

Sahabat itu tidak tampak istimewa secara lahir:

  • Tidak banyak bicara, tetapi ucapannya selalu baik.
  • Tidak pamer amal, tetapi istiqamah menjaga wudhu.
  • Tidak berdoa panjang, tetapi selalu mengingat Allah saat terjaga.

Kesederhanaan seperti inilah yang justru mendatangkan kemuliaan di sisi Allah.


Refleksi Diri

Mari kita bertanya pada diri sendiri:

  • Apakah aku masih menyimpan sakit hati pada seseorang?
  • Apakah aku merasa tidak senang saat orang lain sukses?
  • Apakah amalanku benar-benar karena Allah, atau hanya ingin dipuji?

Jika ada “ya” di antara jawabannya, maka inilah saatnya memperbaiki hati.

Surga bukan hanya untuk yang banyak ritual, tapi untuk yang hatinya bersih.


Langkah Membersihkan Hati

Maafkan orang yang pernah menyakiti.

Ucapkan “Barakallahu fiik” saat orang lain mendapat nikmat.

Perbanyak istighfar dan doa untuk ketenangan batin.

“Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari hasad, benci, dan kesombongan. Jadikan kami termasuk golongan orang yang ikhlas dan istiqamah seperti para penghuni surga.”



Semoga tulisan ini menjadi pengingat yang menentramkan hati, dan pendorong untuk memperbaiki diri.

pendaftaran Sertifikasi Halal

Comment