Prinsip Progresif dalam Peningkatan Kinerja Organisasi: Refleksi Hadis dan Implementasi Regulasi

Gambar Ilustrasi

Prinsip progresivitas sebuah upaya berkelanjutan untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu merupakan landasan fundamental bagi kesuksesan individu maupun organisasi. Konsep ini telah lama diakui dalam tradisi keagamaan, dan terbukti relevan dalam dinamika perkembangan lembaga modern. Prinsip ini juga menjadi sebuah motivasi mendalam dalam tradisi Islam, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak:

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ . وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ

Barang siapa hari ini lebih baik daripada hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung (rābih). Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, dialah tergolong orang yang merugi (maghbūn). Barang siapa yang hari ini lebih buruk daripada hari kemarin, dialah tergolong orang yang celaka (mal’ūn).”

Tiga Kategori Kehidupan
Hadis ini membagi manusia, atau dalam konteks organisasi, kinerja entitas menjadi tiga kategori berdasarkan perbandingan kinerja hari ini dengan hari kemarin:

1. Orang yang Beruntung (rābih): Mencapai Progres
Kinerja hari ini (kualitas, efisiensi, inovasi) lebih baik dibandingkan kemarin. Kategori ini harus dicita-citakan oleh setiap individu dan lembaga, karena progres adalah indikator utama vitalitas dan pertumbuhan.

2. Orang yang Merugi (maghbūn): Mencapai Stagnasi
Kinerja hari ini sama dengan kemarin. Meskipun tidak mengalami kemunduran, stagnasi dianggap sebagai kerugian karena mengabaikan potensi pertumbuhan dan gagal beradaptasi dengan perubahan. Dalam dunia yang bergerak cepat, berhenti sama dengan tertinggal.

3. Orang yang Celaka (mal’ūn): Mengalami Regresi
Kinerja hari ini lebih buruk dibandingkan kemarin. Ini merupakan kegagalan total, menandakan adanya masalah serius, kemunduran, atau penurunan standar yang akut.

Prinsip ini menekankan pentingnya evaluasi diri, perbaikan berkelanjutan (Kaizen), dan menetapkan standar kinerja yang selalu lebih tinggi.

Relevansi Organisasi: Respons Cepat terhadap Regulasi
Prinsip progresivitas memiliki korelasi kuat dengan dinamika kemajuan sebuah lembaga atau organisasi, terutama dalam konteks pemerintahan atau sektor yang diatur.

Kunci Kemajuan: Respon Cepat dan Efektif
Kemajuan suatu lembaga atau organisasi sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk merespon regulasi yang diberikan dengan cepat dan efektif. Respons yang cepat dan implementasi yang baik menjamin bahwa lembaga tersebut:

Mencapai rābih (keberuntungan): Organisasi yang sigap memanfaatkan regulasi baru sebagai peluang untuk meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan mereka, sehingga hari ini menjadi lebih baik dari kemarin.

Menghindari maghbūn (kerugian): Lambatnya respon atau implementasi yang setengah-setengah dapat membuat organisasi terjebak dalam stagnasi atau kehilangan momentum, yang pada akhirnya merugikan.

 Referensi
Sumber Utama (Hadis):
Al-Hakim an-Naisaburi. Al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain. Hadis ini sering dikutip sebagai maqalah (ucapan hikmah) yang dinisbatkan kepada ulama salaf, atau sebagai hadis yang statusnya diperdebatkan, namun secara substansi mengandung makna motivasi yang kuat dan diterima dalam konteks *fadhailul a’mal* (keutamaan amal).

pendaftaran Sertifikasi Halal

Comment