Tiga Nasehat Jubril Kepa Nabi

Mengutip Kitab Nasoihul ‘Ibad karya Syekh Nawawi al-Bantani seorang ulama besar Nusantara diriwayatkan dari Sahl bin Sa’id, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

يَا مُحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ

“Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya engkau pasti akan mati. Cintailah siapa pun yang engkau mau, karena engkau pasti akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan mendapatkan balasannya.”

Hadis agung ini mengandung tiga nasihat penting:

1. Hiduplah Sesukamu, Namun Ingat: Engkau Akan Mati

عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ

Manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan hidup: beribadah atau bermaksiat, taat atau ingkar. Namun, apa pun pilihan itu, akhir dari semuanya adalah kematian.

Mengapa kematian diingatkan pertama kali? Karena dengan mengingat kematian, manusia akan lebih sadar akan dua jalan akhir: surga atau neraka.

Sebagian ulama menafsirkan kalimat ini sebagai ancaman dan peringatan: semua makhluk pasti mati. Sebagaimana firman Allah SWT:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ

“Setiap yang bernyawa pasti akan mati.” (QS. Al-Ankabut: 57)

Pertanyaannya: Sudah siapkah kita menghadapi kematian?
Sudah siapkah kita bertemu dengan Dzat Yang Maha Kuasa?

Apa yang kita persiapkan? Harta? Pangkat? Anak-anak yang sukses? Istri yang cantik? Gelar akademik?

Semua itu tidak akan menjadi bekal utama. Bahkan bisa menjadi penyesalan. Bekal terbaik adalah takwa, sebagaimana Allah SWT berfirman:

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

“Berbekallah kalian, karena sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)

2. Cintailah Siapa pun, Tapi Ingat: Engkau Akan Berpisah Dengannya

وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ

Kita bebas mencintai siapa saja: istri, anak, orang tua, sahabat, bahkan harta benda. Namun, jangan lupa, perpisahan itu pasti terjadi. Entah karena kematian, atau karena pengkhianatan.

Rasulullah SAW sendiri menangis saat ditinggal wafat oleh Khadijah RA. Ini bukti bahwa perpisahan adalah ujian paling menyakitkan.

Sebagaimana ungkapan hikmah:

“Cintailah kekasihmu sewajarnya, karena bisa jadi suatu saat ia menjadi musuhmu. Bencilah musuhmu sewajarnya, karena bisa jadi suatu saat ia menjadi kekasihmu.”

Maka, sebagai hamba Allah, kita diajarkan untuk mencintai secara proporsional, tidak berlebihan hingga melupakan Allah SWT. Karena cinta yang paling hakiki hanyalah kepada-Nya.

3. Berbuatlah Sesukamu, Tapi Ingat: Semua Akan Dibalas

وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ

Ini adalah peringatan bahwa setiap amal manusia sekecil apapun pasti ada balasannya. Baik dibalas dengan kebaikan, atau sebaliknya.

“Barang siapa menanam, maka dia akan menuai hasilnya.”

Manusia diciptakan Allah dengan akal dan kemampuan membedakan mana yang baik dan buruk. Maka tidak ada alasan untuk tidak bertanggung jawab atas setiap tindakan.

Ingat, di hadapan Allah SWT, semua manusia sama. Yang membedakan hanyalah ketakwaannya.

Allah SWT menegaskan dalam surat Az-Zalzalah:

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ • وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya ia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya ia akan melihat (balasannya).” (QS. Az-Zalzalah: 7–8)

Tiga nasihat agung Jibril kepada Rasulullah ini adalah cermin kehidupan bagi setiap manusia:

  1. Ingat kematian dan siapkan bekal terbaik: takwa.
  2. Cintai dengan wajar, karena semua akan berpisah.
  3. Berbuatlah dengan sadar, karena semua akan dibalas.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang selalu mengingat akhirat, mencintai karena Allah, dan beramal dengan penuh kesadaran. Aamiin.

pendaftaran Sertifikasi Halal

Comment